BARANGSIAPA MENGANDALKAN ALLAH DIA BENAR KUAT DAN TERCUKUPI
Nabi s.a.w bersabda: “Niat sesaorang mukmin lebih baik dari amal perbuatannya” Oleh sebab itu, niat itu mendapat pahala tanpa amal, sedangkan amal tanpa niat tidak ada pahalanya

Sabtu, Januari 21

Al-Asmaâ As-Sabâah (tujuh nama).

Yakni tujuh macam dzikir atau tujuh tingkatan jiwa yang harus dibaca

Dzikir pertama adalah La ilaaha illallah (pengakuan bahwa tiada Tuhan selain Allah). Dzikir pada tingkatan jiwa pertama ini disebut an-Naf al-Ammarah (nafsu yang menuruh pada keburukan, amarah). Jiwa ini dianggap sebagai jiwa yang paling terkotor dan selalu menyuruh pemiliknya untuk melakukan perbuatan dosa dan maksiat atau buruk, seperti mencuri, bezina, membunuh, dan lain-lain.

Kedua, Allah (Allah). Pada tingkatan jiwa kedua ini disebut an-Nafs al-Lawwamah (jiwa yang menegur). Jiwa ini dianggap sebagai jiwa yang sudah bersih dan selalu menyuruh kebaikan-kebaikan pada pemiliknya dan menegurnya jika ada keinginan untuk melakukan perbuatan-perbuatan buruk.
 

Ketiga, Huwa (Dia). Dzikir pada tingkatan ketiga ini disebut an-Nafs al-Mulhamah (jiwa yang terilhami). Jiwa ini dianggap yang terbersih dan telah diilhami oleh Allah SWT, sehingga bisa memilih mana yang baik dan mana yang buruk.
 

Keempat, Haq (Maha Benar). Tingkatan jiwa ini disebut an-Nafs al-Muthmainnah (jiwa yang tenang). Jiwa ini selain bersih juga dianggap tenang dalam menghadapi segala problema hidup maupun guncangan jiwa lainnya.
 

Kelima, Hayyu (Maha Hidup). Disebut juga dzikir an-Nafs ar-Radliyah (jiwa yang ridla). Jiwa ini semakin bersih, tenang dan ridla (rela) terhadap apa yang menimpa pemiliknya, karena semua berasal dari pemberian Allah.
 

Keenam, Qayyum (Maha Jaga). Tingkatan jiwa ini disebut juga an-Nafs Mardliyah (jiwa yang diridlai). Selain jiwa ini semakin bersih, tenang, ridla terhadap semua pemberian Allah juga mendapatkan keridlaan-Nya.
 

Ketujuh, Qahhar (Maha Perkasa). Jiwa ini disebut juga an-Nafs al-Kamilah (jiwa yang sempurna). Dan inilah jiwa terakhir atau puncak jiwa yang paling sempurna dan akan terus mengalami kesempurnaan selama hidup dari pemiliknya.
 

Ketujuh tingkatan (dzikir) jiwa ini intinya didasarkan kepada ayat al-Qurâan. Tingkatan pertama didasarkan pada surat Yusuf ayat 53: âSesunguhnya jiwa itu selalu menyuruh kepada keburukanâ.
Tingkatan kedua dari surat al-Qiyamah ayat 2: âDan Aku tidak bersumpah dengan jiwa yang menegurâ.
Tingkatan ketiga dari surat as-Syams ayat 7 dan 8: âDemi jiwa dan Yang menyempurnakannya. Allah mengilhami jiwa tersebut kejahatan dan ketakwaannyaâ.
Tingkatan keempat dari surat al-Fajr ayat 27: âWahai jiwa yang tenangâ.
Tingkatan kelima dan keenam dari surat al-Fajr ayat 28: âKembalilah kepada Tuhanmu dengan keridlaan dan diridlaiâ.
Sementara untuk tingkatan ketujuh yang sudah sempurna, atau yang berada di atas semua jiwa, secara eksplisit tidak ada dalam al-Qurâan, karena al-Qurâan seluruhnya merupakan kesempurnaan dari semua dzikir dan jiwa pemiliknya. Wallahu aâlam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar